Break!!!

"Lagi apa".
"Hanya online".
"Kenapa kamu buat status seperti itu? Tak percayakah kamu kepadaku?".
Merasa bersalah "Aku tak bermaksud seperti itu".
"Tapi kalimatmu mengatakan demikian".
"Maafkan aku. Maaf tlah melukai perasaan mu". Mata sang gadis mulai berkaca-kaca..
"Aku disini untuk menyelesaikan pendidikanku. Aku jarang menemuimu bukan karena inginku. Aku sangat mengharapkan pengertianmu untuk saat ini".
Tak bisa berkata apa-apa, hanya " sekali lagi maafkan aku".
"Aku bisa memaafkan mu, tapi tidak untuk bersamamu kembali saat ini. Sakit rasanya tak dipercayai oleh kekasih sendiri".
" tak bisakah kamu memaafkan ku dan kita tetap bersama?"
"Aku tetap dengan pendirian ku. Kita tetap bisa berteman seperti awal kita kenal"
"Kalau itu memang mau mu. Aku tak bisa memaksakan kehendakku kepadamu"
"Ya.. Trimakasih".

             ***
Malam dihari yang sama. Sang gadis hanya bisa menangis. Hatinya tersayat. Hanya bisa berkata dalam hati. "Aku membuat tulisan itu agar kamu sedikit melebihkan perhatianmu kepadaku walaupun kamu tak bisa tiap waktu bersamaku. Melihat foto kamu dengan wanita lain dalam album sosial mediamu, walaupun tlah kamu bilang dia hanya masa lalumu.. Itu membuat hatiku menangis.. apalagi saat kamu bilang " aku takkan menghapus foto-foto itu".. Lebih terasa menyakitkan untukku..
             ***
Hari-hari sang gadis tak secerah sebelumnya. Ia menyesali akan kecerobohannya. Kejadian itu membawa pelajaran. Sejak malam itu ia berpikir berulang kali untuk mempublish apapun di akun sosial medianya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian, Tujuan, dan Fungsi penelitian. Sumber Ilmu pengetahuan. Metode Ilmiah & non Ilmiah

Menara Hanoi (Media Pembelajaran Matematika)